Rabu, 06 Maret 2013

TAS SEKOLAH ANAK MURAH ( ECER - GROSIR )

Kami menjual tas sekolah dengan berbagai motif kartun untuk putra dan putri Anda.
Cocok untuk kado dan bingkisan ulang tahun kerabat Anda. 

MOST WELCOME TO WHOLESALE AND RESELLER.
Motif
- Hello Kitty
- Minion
- Batman
- Spiderman
- Cars
- Disney Princess
- Thomas and Friends
- Barbie
- Transformers

Online Shop ini kami buat untuk memberikan layanan dan kualitas yang baik untuk produk tas sekolah yang memuaskan para customer.


CONTACT PERSON

LINE : revaldochandra

WHATSAPP : 0817 097 1924

BB PIN : 268B98B7


CONTOH 




















Rabu, 26 Desember 2012

Gaya FedEx Atasi Krisis


Gaya FedEx Atasi Krisis

Krisis PR memang tidak pernah membosankan untuk dibahas. Kasus-kasus yang terjadi serta cara perusahaan menanganinya tidak pernah basi untuk didiskusikan. Selalu ada hal yang bisa dipelajari dari kasus-kasus tersebut. Krisis PR terbaru yang cukup mencuri perhatian adalah krisis yang dihadapi FedEx baru-baru ini. 
Krisis ini bermula pada musim liburan Desember 2011 lalu. Saat itu seorang kurir FedEx melemparkan paket berupa monitor komputer ke pekarangan sebuah rumah. Hal yang lebih mengerikan paket tersebut berada dalam kardus kemasannya dan bukan dalam kemasan FedEx.
Artinya si kurir tahu persis apa isi paket tersebut. Bukannya memperlakukannya dengan hati-hati, ia malah dengan tidak bertanggungjawabnya melemparkannya ke seberang pagar. Ia bahkan tidak mencoba membuka pagar atau membunyikan bel. Alhasil monitor tersebut rusak dan merugikan si pelanggan.
Sialnya (atau justru untungnya), si empunya rumah memasang kamera pengawas di gerbang rumahnya. “Penghantaran” paket inipun terekam kamera tersebut. Sampai di sini, kejadian tersebut adalah krisis layanan pelanggan. Sama sekali bukan krisis PR.
Apa yang terjadi kemudian? Si pelanggan yang marah mengunggah video tersebut ke YouTube. Dalam tempo lima hari setelah masuk ke YouTube, video tersebut sudah ditonton sebanyak lima juta kali. Jadilah masalah ini sebuah krisis PR.
Tapi FedEx menangani hal ini dengan cukup baik. mereka tidak mengabaikan video tersebut. mereka tidak mengabaikan krisis yang terjadi. Mereka juga tidak memalingkan wajah dan pura-pura video yang sekarang sudah ditonton sembilan juta kali tersebut tidak ada.
FedEx dengan pandai membuat video permintaan maaf dan mengunggahnya di YouTube. Apa yang dilakukan FedEx mirip dengan cara Domino’s ketika dihadang krisis tentang sanitasi makanan pada 2008 silam. Saat itu beredar video yang menampilkan pegawai Domino’s bersin dan meludahi makanan.
Video yang di-upload FedEx menampilkan Matthew Thornton III, Senior VP FedEx Express US Operation. Dalam video tersebut Thornton mengungkapkan permohonan maafnya dan kekecewaannya atas kejadian yang tidak menyenangkan tersebut.
“Sebagai pimpinan operasi pengiriman FedEx di Amerika, saya ingin Anda tahu bahwa saya sangat kecewa, malu, dan meminta maaf atas kejadian tidak menyenangkan yang menimpa pelanggan kami. Kejadian ini benar-benar bertentangan dengan apa yang kami ajarkan dan harapkan dari para staf kami. Hal ini benar-benar mengecewakan,” ungkapnya.
Dalam video tersebut, Thornton menjelaskan apa yang telah dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang dirugikan tersebut. Ia juga menjelaskan bagaimana video “pengiriman” tersebut digunakan dalam pelatihan pegawai agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
Video serta blog yang menyertainya mendapat tanggapan positif, baik dari pelanggan maupun pegawai. Para pegawai FedEx pada akhirnya juga tergerak untuk berbagi cerita dan menyatakan rasa syukur mereka bisa bergabung sebagai keluarga besar FedEx.
Dari kasus FedEx kita bisa belajar beberapa hal. Pertama, bila terjadi kesalahan seperti yang dialami FedEx mintalah maaf dengan tulus. Bukan model permintaan maaf dengan kata-kata “kami minta maaf, tapi…”. Tapi permintaan maaf yang tulus dan penyesalan yang sungguh-sungguh.
Kedua, selalu jawab krisis di media yang sama. Kalau terjadi krisis di Twitter, jawablah melalui Twitter. BIla terjadi di YouTube maka seperti FedEx, jawablah melalui YouTube. FedEx mengatasi krisisnya dengan sangat baik.
Mereka tidak membuang-buang waktu untuk menanggulanginya. FedEx dengan tepat menangkap masalahnya, menyampaikan apa yang telah mereka lakukan, menjelaskan bagaimana kejadian tersebut akan dijadikan pelajaran agar tidak terulang lagi, dan meminta maaf dengan tulus.
Sebuah hal yang wajar bila perusahaan membuat kesalahan. Namun, bagaimana kita menangani masalahlah yang menjadi penting. Karena itulah yang akan diingat oleh masyarakat. (www.prdaily)

sumber : http://pr.marketing.co.id/2012/01/12/gaya-fedex-atasi-krisis/